28/02/09

♥ Surat dari Yesus






Surat dari Yesus Menjelang Natal





Sahabatku terkasih,

Seperti kalian ketahui, kita semakin dekat dengan hari ulang tahun-Ku.
Setiap tahun ada suatu perayaan khusus demi menghormati-Ku, dan Aku
pikir
tahun ini perayaan ini juga akan dirayakan.

Pada masa ini banyak orang berbelanja hadiah-hadiah, banyak iklan-iklan
di
radio dan televisi, dan di segenap penjuru dunia orang berbicara
mengenai
hari ulang tahun-Ku yang semakin menjelang.

Sungguh menyenangkan tahu bahwa, setidaknya setahun sekali, orang
berpikir
tentang Aku.

Seperti kalian tahu, perayaan hari ulang tahun-Ku dimulai bertahun-tahun
yang silam.

Pada awalnya, orang tampaknya mengerti dan mengucap syukur atas segala
yang telah Aku lakukan bagi mereka, tetapi pada masa sekarang, tak
seorang
pun tampaknya tahu alasan perayaan ini.

Sanak saudara, teman dan sahabat, berkumpul bersama dan bergembira ria,
tetapi mereka tak mengerti makna perayaan. Aku ingat, tahun lalu ada
suatu
perayaan besar demi menghormati-Ku. Meja perjamuan penuh dengan sajian
makanan yang lezat, kue-kue, buah-buahan, beraneka macam permen! dan
coklat. Dekorasinya sungguh indah menawan, dan ada banyak?banyak sekali
hadiah-hadiah yang dibungkus cantik.

Tetapi, adakah kalian tahu? Aku tidak diundang.

Aku adalah tamu kehormatan dan mereka bahkan tidak ingat untuk
mengirimi-Ku undangan.

Pesta itu untuk-Ku, tetapi ketika hari besar itu datang, Aku dibiarkan
di
luar; mereka menutup pintu di depan muka-Ku ? padahal Aku begitu ingin
bersama mereka, duduk dan makan bersama mereka.

Sesungguhnya, hal itu tidaklah mengejutkan-Ku, sebab beberapa tahun
belakangan ini, semuanya menutup pintu bagi-Ku. Karena tak diundang, Aku
memutuskan untuk ikut dalam pesta tanpa menarik perhatian. Aku masuk dan
berdiri di pojok.

Mereka semuanya minum-minum; sebagian bahkan mulai mabuk dan melontarkan
gurauan-gurauan dan menertawakan segala sesuatu. Sungguh, mereka
riang-ria
dalam pesta-pora.

Di puncak acara, seorang tua yang besar dan gendut berpakaian serba
merah,
berjanggung putih panjang, memasuki ruangan sembari berseru Ho-Ho-Ho!
Tampaknya ia mabuk. Ia duduk di atas sofa dan anak-anak berlarian
menyonsongnya, seraya berseru, ?Santa Claus, Santa Claus?; seolah pesta
ini untuknya!

Tengah malam semua saling berpelukan satu sama lain. Aku juga
merentangkan
tangan-Ku berharap seorang memeluk-Ku. Dan tahukah engkau, tak seorang
pun
datang untuk memberi-Ku pelukan.

Lalu, mereka mulai membagi-bagikan hadiah. Mereka membuka kado
masing-masing dengan penuh rasa ingin tahu. Ketika semuanya telah
mendapatkan bagian, Aku mencari-cari, mungkin, ada satu hadiah untuk-Ku.
Bagaimanakah gerangan perasaanmu ketika pada hari ulang tahunmu semua
orang saling berbagi hadiah sementara engkau sendiri tidak mendapatkan
apapun?

Sebab itu, Aku mengerti bahwa Aku tidak dikehendaki dalam pesta itu, dan
Aku pun meninggalkan pesta diam-diam.

Setiap tahun, keadaannya semakin parah. Orang hanya ingat hadiah, pesta,
makan dan minum; tak seorang pun ingat akan Aku.

Aku rindu Natal ini engkau membiarkan-Ku masuk dalam hidupmu.
Aku rindu engkau mengenali kenyataan bahwa lebih dari duaribu tahun yang
lalu, Aku datang ke dalam dunia demi memberikan nyawa-Ku bagi kalian, di
salib, demi menyelamatkan kalian.

Hari ini, Aku rindu kalian meyakini hal ini dengan segenap hati.

Aku rindu berbagi dengan kalian. Karena begitu banyak orang tak hendak
mengundang-Ku ke pesta mereka, maka Aku akan menyelenggarakan pesta-Ku
sendiri, suatu pesta agung seperti yang tak pernah dibayangkan orang,
suatu pesta yang spektakuler. Sekarang Aku sedang melakukan
persiapan-persiapan terakhir.

Hari ini Aku mengirimkan banyak undangan, juga untukmu. Aku rindu
mengetahui apakah engkau bermaksud datang. Aku akan menyediakan tempat
bagimu dan menuliskan namamu dengan huruf-huruf emas dalam buku tamu-Ku.

Hanya mereka yang ada dalam daftar tamu akan diundang ke pesta.

Mereka yang tidak menjawab undangan ini akan tinggal di luar.
Bersiaplah,
sebab ketika semuanya telah siap, engkau akan menjadi bagian dari pesta
agung-Ku.

Sampai jumpa. Aku mencintaimu!


Tertanda,
Yesus




Tidak ada komentar:

Posting Komentar